PEMBUATAN LARUTAN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI
Tinjauan
pustaka
Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar
solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium
dalam mana solute terlarut. Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satunya ketika kita ingin membuat teh manis. Kita
menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh serta mengaduknya.
Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita menambahkan lagi air
ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan manis sekali
menjadi lebih encer dan rasa manisnya sedang. Mencampurkan air, teh dan gula
merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut larutan sedangkan
penambahan air ke dalam air teh yang manis dinamakan pengenceran. Dan
kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau Molaritas (Baroroh 2004).
Larutan yang saling melarutkan
adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk
larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah campuran dari
dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase. Sifat dari suatu larutan
ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sebagai
contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah
partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan
bertambah seiring bertamssbahnya jumlah partikel gula yang larut. sifat
larutan yaitu penurunan teknan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku,
dan tekanan osmotik yaang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlrutnya
dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif larutan. Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya (Brady 1998).
Kemolaran atau Molaritas adalah
banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau konsentrasi
suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M (Agungwidodo 2013).
Cara kerja
1.
Dihitung berapa gram NaOH yang dibutuhkan.
2.
Ditimbang berat NaOH berdasarkan hasil
perhitungan.
3.
Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian
ditambahkan air sampai tanda terra.
4.
Dihitung berapa ml HCl yang dibutuhkan.
5.
Diambil larutan HCl sesuai dengan hasil perhitungan.
6.
Dimasukkan kedalam labu ukur yang volumenya sesuai dengan ml larutan
yang dibutuhkan dan diencerkan dengan air sampai tanda terra.
Hasil
pengamatan
Tabel 1. pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan
padatan
Kelompok
|
Ml larutan
|
Molaritas NaOH
|
Gram NaOH
|
I
|
10
|
0,1
|
0,4
|
II
|
20
|
0,2
|
0,8
|
III
|
25
|
0,25
|
01
|
IV
|
15
|
0,15
|
0,6
|
Perhitungan:
1. Diketahui : M=1
Mr= 40
V= 100 ml
= 0,1 L
Ditanyakan: Mr……?
Rumus :
2. Diketahui : M= 0,2
Mr= 40
V= 100 ml
= 0,1 L
Ditanyakan: Mr……?
Rumus :
3. Diketahui : M = 0,25
Mr= 40
V= 100 ml
= 0,1 L
Ditanyakan:Mr……?
Rumus :
4. Diketahui : M=0,15
Mr= 40
V= 100 ml
= 0,1 L
Ditanyakan:Mr……?
Rumus :
Tabel 2. pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi dari larutan
induk
Kelompok
|
Larutan yang akan dibuat
|
Ml HCl yang dibutuhkan
|
I
|
100 ml HCl 0,1 M
|
10
|
II
|
100 ml HCl 0,2 M
|
20
|
III
|
100 ml HCl 0,3 M
|
30
|
IV
|
100 ml HCl 0,4 M
|
40
|
Perhitungan:
1. Diketahui: M1=
1M
M2=
0,1M
V2 =100
ml
Ditanyakan: V1=…..?
V1 * M2= V2 * M2
V1* 1 M = 100ml * 0,1 M
V1 = 10 ml
2. Diketahui: M1=
1M
M2= 0,2 M
V2 =100 ml
Ditanyakan: v1=…..?
V1
* M2= V2 * M2
V1*
1 M = 100ml * 0,2 M
V1
= 20 ml
3. Diketahui: M1=
1M
M2= 0,3M
V2 =100 ml
Ditanyakan: V1=…..?
V1
* M2= V2 * M2
V1*
1 M = 100ml * 0,3 M
V1
= 30 ml
4. Diketahui: M1=
1M
M2= 0,4 M
V2 =100 ml
Ditanyakan: V1=…..?
V1
* M2= V2 * M2
V1*
1 M = 100ml * 0,4 M
V1
= 40 ml
Pembahasan
Larutan adalah campuran
yang bersifat homogeni yang tersusun atas zat
terlarut dan zat pelarut dengan komposisi zat telarut lebih sdikit disbanding
zat pelarut. Didalam larutan dikenal asam dan basa. Contoh Asam adalah HCl
sedangkan basa adalah NaOH.
Asam Klorida (HCl) termasuk
asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Berbau menyengat,
sangat korosif terhadap logam dan sejenisnya. Dalam skala industri HCl
biasanya dibuat dengan konsentrasi 35 %. Dalam bidang industry HCl digunakan sebagai pembersih karat atau
kerak besi oksida dari besi atau baja. Digunakan juga untuk mengatur pH keasaam dari air. Asam
klorida dikatakan berbahaya atau tidaknya bergantung pada tingkat
konsentrasinya.Senyawa ini dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan mata, kulit, dan usus.
Natrium hidroksida merupakan senyawa
yang sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida. Natrium
umumya berwarna putih, berbentuk pellet, sepihan, batangan, atau bentuk
lainnya. Sangat keras namun rapuh dan mudah menunjukkan pecahan hablur. Bila
dibirkan diudara akan cepat menyerap karbondioksia dan lembab, sangat mudah
larut dalam air dan etanol namun tidak larut dalam eter. Natrium hidroksida (NaOH), dikenal sebagai bahan dasar pembuatan
dasar logam kaustik. Natrium hidroksida membentuk basa kuat jika dilarutkan kedalam air. Senyawa ini didominasi banyak ion, baik itu
kation maupun anion. Anion natrium hidroksida
mampu bereaksi dengan asam protik dan kemudian membentuk air dan garam.
Selain dengan asam natrium
juga dapat bereaksi dengan oksida asam membentuk garam dan fenol. Natrium hidroksida juga memiliki
dampak buruk bagi manusia, diantarnya senyawa ini mampu menimbulkan iritasi
pada kulit, dan luka bakar parah. Sedangkan pada mata dapat merusak kornea
mata.
Daftar pustaka
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1.
Universitas Lambung Mangkurat:Banjar Baru
Brady, J. E. 1998. Kimia Universitas
Asas dan Struktur. Bina Usaha. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar