Kamis, 17 Desember 2015

PEMBUATAN LARUTAN



PEMBUATAN LARUTAN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI

Tinjauan pustaka
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika kita ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan manis sekali menjadi lebih encer dan rasa manisnya sedang. Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau Molaritas (Baroroh 2004).
Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase. Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring bertamssbahnya jumlah partikel  gula yang larut. sifat larutan yaitu penurunan teknan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik yaang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya (Brady 1998).
Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M (Agungwidodo 2013).
Cara kerja
1.    Dihitung berapa gram NaOH yang dibutuhkan.
2.    Ditimbang berat NaOH berdasarkan hasil perhitungan.
3.    Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml kemudian ditambahkan air sampai tanda terra.
4.    Dihitung berapa ml HCl yang dibutuhkan.
5.    Diambil larutan HCl sesuai dengan hasil perhitungan.
6.    Dimasukkan kedalam labu ukur yang volumenya sesuai dengan ml larutan yang dibutuhkan dan diencerkan dengan air sampai tanda terra.
Hasil pengamatan
Tabel 1. pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dari bahan padatan
Kelompok
Ml larutan
Molaritas NaOH
Gram NaOH
I
10
0,1
0,4
II
20
0,2
0,8
III
25
0,25
01
IV
15
0,15
0,6
Perhitungan:
1.      Diketahui :  M=1
                    Mr= 40
                    V= 100 ml = 0,1 L
Ditanyakan: Mr……?
Rumus :     
2.      Diketahui : M= 0,2
                    Mr= 40
                    V= 100 ml = 0,1 L
Ditanyakan: Mr……?
Rumus :     
3.      Diketahui : M = 0,25
                    Mr= 40
                    V= 100 ml = 0,1 L
Ditanyakan:Mr……?
Rumus :     
4.      Diketahui : M=0,15
                    Mr= 40
                    V= 100 ml = 0,1 L
Ditanyakan:Mr……?
Rumus :     
Tabel 2. pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi dari larutan induk
Kelompok
Larutan yang akan dibuat
Ml HCl yang dibutuhkan
I
100 ml HCl 0,1 M
10
II
100 ml HCl 0,2 M
20
III
100 ml HCl 0,3 M
30
IV
100 ml HCl 0,4 M
40
 Perhitungan:
1.      Diketahui:     M1= 1M
                      M2= 0,1M
                      V2 =100 ml
Ditanyakan:  V1=…..?
V1 * M2= V2 * M2
V1* 1 M = 100ml * 0,1 M
V1 = 10 ml
2.      Diketahui:     M1= 1M
                      M2= 0,2 M
                      V2 =100 ml
Ditanyakan:  v1=…..?
V1 * M2= V2 * M2
V1* 1 M = 100ml * 0,2 M
V1 = 20 ml
3.      Diketahui:     M1= 1M
                      M2= 0,3M
                      V2 =100 ml
Ditanyakan:  V1=…..?
V1 * M2= V2 * M2
V1* 1 M = 100ml * 0,3 M
V1 = 30 ml
4.      Diketahui:     M1= 1M
                      M2= 0,4 M
                      V2 =100 ml
Ditanyakan:  V1=…..?
V1 * M2= V2 * M2
V1* 1 M = 100ml * 0,4 M
V1 = 40 ml

Pembahasan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogeni yang tersusun atas zat terlarut dan zat pelarut dengan komposisi zat telarut lebih sdikit disbanding zat pelarut. Didalam larutan dikenal asam dan basa. Contoh Asam adalah HCl sedangkan basa adalah NaOH.
Asam Klorida (HCl) termasuk asam kuat dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Berbau menyengat, sangat korosif terhadap logam dan sejenisnya. Dalam skala industri HCl biasanya dibuat dengan konsentrasi 35 %. Dalam bidang industry  HCl digunakan sebagai pembersih karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja. Digunakan  juga untuk mengatur pH keasaam dari air. Asam klorida dikatakan berbahaya atau tidaknya bergantung pada tingkat konsentrasinya.Senyawa ini dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan mata, kulit, dan usus.
Natrium hidroksida merupakan senyawa yang sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida. Natrium umumya berwarna putih, berbentuk pellet, sepihan, batangan, atau bentuk lainnya. Sangat keras namun rapuh dan mudah menunjukkan pecahan hablur. Bila dibirkan diudara akan cepat menyerap karbondioksia dan lembab, sangat mudah larut dalam air dan etanol namun tidak larut dalam eter. Natrium hidroksida (NaOH), dikenal sebagai bahan dasar pembuatan dasar logam kaustik. Natrium hidroksida membentuk basa kuat  jika dilarutkan kedalam air. Senyawa ini didominasi banyak ion, baik itu kation maupun anion. Anion natrium hidroksida  mampu bereaksi dengan asam protik dan kemudian membentuk air dan garam. Selain dengan asam natrium juga dapat bereaksi dengan oksida asam membentuk garam dan fenol. Natrium hidroksida juga memiliki dampak buruk bagi manusia, diantarnya senyawa ini mampu menimbulkan iritasi pada kulit, dan luka bakar parah. Sedangkan pada mata dapat merusak kornea mata.



Daftar pustaka

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat:Banjar Baru
Brady, J. E. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Bina Usaha. Jakarta.